Aku ingat betul
senyumnya
Begitu manis begitu
hangat
Empat puluh lima laksa
kata – kata
Mungkin sudah diucapkan
Empat
puluh lima cerita tentang waru
Tentang
simbol warna – warna
Sekarangkah
saatnya
Keberhasilan
itu telah tertunda
Mencoba
untuk tetap bertahan
Itu
rasanya sulit
Di
dalam kesendirian
Menghilang
itu pilihan terbaik
Hal Rasa
Hal satu hal banyak
Indah
tak terhitung mulai tujuan
Tidak
dapat diartikan
Jelang
hal bertafsir berganti
Tak
rela, tak pernah akan ada
Hal itu beda
Dalam hati hanya
satu arti
Pembuktian yang
nyata
Akan tetap berseri
Bila sang penyair
telah hilang
Namun
hal itu takkan hilang
Terus
bergemik di hati
Mengoyak
pikiran
Mencabik
perasaan
Menusuk
hati
Terdiam
mendengarkan hal itu
Salah
kata telah terucap
Tiada
daya tiada tangis
Hanya
tetap jiwa sejati
Pekat Hati
Revolusi adalah perubahan
Dari yang paling dalam
Kurasakan dengan hati
Berdetak tak henti
Mengalir menusuk indra perasa
Kabut terlanjur menutupi mataku
Pembuktian telah pupus
Semua anganku padamu
Terhenti karena tetesan air
Yang merasa itu adalah kenangan
Janganlah pernah merasa
Merasakan reunian hati
Hati yang terbelah
Terbelah oleh tajamnya panah
Penantianlah yang kutunggu
Yang Baru
Lelah hati bicara
Perhatikan dirimu
Seakan engkau sengaja
Memperlihatkan aku
Dengan
tawa kau membuat
Hidupku
ini bagai hidup tak berarti
Dengan
tawa
Kau
lukis lukaku
Tak perduli semua hati
kau datangi
Tak perduli semua nyawa
kau singgahi
Biar semua terlihat
dimataku
Kau paksaku dapatkan
yang baru
Sulinya aku membaca
arah jalan hatimu
Biar aku mengalah
disini
Biar aku yang rasa
sendiri
Aku
yang terluka
Mungkin
Bila
ada perpisahan
Pasti
ada kenangan kisah
Jika
memang kau tercinta
Untukku
milikki
Coba ukir itu
Bila memang tak bisa
Jangan pernah coba memaksa
Didalam kepedihan ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
If there are more or less please Commented. Thank you so much Baby!